NAMA : RATNA SARI DEWI
NPM : 25210673
KELAS : 3 EB 17
PENALARAN DEDUKTIF
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang
berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang
khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273
W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales,
Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600300 SM.).
Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya
untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat
berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh
keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi.
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah
mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat
juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Penalaran deduktif
memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang
spesifik.
Contoh klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh
Aristoteles, ialah
* Semua manusia fana (pasti akan mati). (premis mayor)
* Sokrates adalah manusia. (premis minor)
* Sokrates pasti (akan) mati. (kesimpulan)
Penalaran
deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu
atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin
lebih umum dari pada proposi tempat menarik simpulan itu. Proposi tempat
merarik simpulan itu disebut premis. Atau dapat juga di artikan penalaran
deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari
pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi.
Ciri Utama Penalaran Deduktif :
Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
* Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
* Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada,
sekurangnya secara implisit, dalam premis.
Variabel
pada penalaran deduktif :
1. Silogisme
Kategorial
Silogisme yang
terjadi dari tiga proposisi.
Premis
umum
: Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis
Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan
terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat
simpulan disebut term minor. Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai
berikut:
· ·
Silogisme harus
terdiri atas tiga term yaitu: term mayor, term minor, term penengah.
· Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
· Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
· Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
· Dari premis yang positif, akan diproduksi simpulan yang positif.
· Dari dua tempat yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
· Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh Silogisme Kategorial:
· Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
· Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
· Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
· Dari premis yang positif, akan diproduksi simpulan yang positif.
· Dari dua tempat yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
· Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh Silogisme Kategorial:
My : Semua
mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu
adalah mahasiswa
K
: Badu lulusan SLTA
2.Silogisme
Hipotetik
Adalah argumen yang premis mayornya berupa
proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang
menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis
mayornya . Sebenarnya silogisme hipotetik tidak memiliki premis mayor maupun
primis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung terem predikat
pada konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.
Pada silogisme hipotetik term konklusi adalah
term yang kesemuanya dikandung oleh premis mayornya, mungkin bagian anteseden
dan mungkin pula bagian konsekuensinya tergantung oleh bagian yang diakui atau
di pungkiri oleh premis minornya. Kita menggunakan istilah itu secara analog ,
karena premis pertama mengandung permasalahan yang lebuh umum , maka kita sebut
primis mayor , bukan karena ia mengandung term mayor. Kita menggunakan premis
minor , bukan karena ia mengandung term minor , tetapi lantaran memuat
pernyataan yang lebih khusus.
Macam tipe silogisme
hipotetik :
a) Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengakui bagian antecedent, seperti :
Jika
hujan, saya mengenakan jas hujan.
Sekarang
hujan.
Jadi
saya mengenakan jas hujan.
b) Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengakui bagian konsekwensinya, seperti :
Bila
hujan, air sungai akan meluap.
Sekarang
air sungai telah meluap.
Jadi
hujan telah turun.
c) Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengingkari antecendent, seperti :
Jika
Nurdin Halid tidak mundur, maka kerusuhan akan timbul.
Nurdin
Halid mundur.
Jadi
kerusuhan tidak akan timbul.
d) Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengingkari bagian konsekwensinya, seperti :
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak
penguasa tidak gelisah.
Jadi
mahasiswa tidak turun ke jalanan.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
4. Entimen
Entimen ialah
silogisme yang dipendekkan. Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
Contoh :
Menipu
adalah dosa karena merugikan orang lain.
Sumber :
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar